Sejak hari yang
suram itu, Patric tak lagi hadir di rumah. Sudah 6 bulan lamanya.
Anak-anakku , dua
putraku tercinta yang telah dewasa tak lagi menanyakan dimana papa
mereka.
Sejak pertemuan
pertama dengan Patric hari-hariku tak lagi seperti beberapa tahun
sebelumnya, setidaknya ada teman bercanda dan bermain, dia menjadi
sahabatku. Jujur saja kehadirannya memberiku semangat
untuk menyesaikan skripsiku secepatnya, mungkin karena kami sering
juga belajar bersama. Disela-sela kesibukannya menyelesaikan
peneliatian pengambilan Sarjana Treasury, dia selalu menyempatkan
diri hadir di rumah orangtuaku.