Sinabung….,
Puncak
Soraksan telah kukecup
Tubuh
Alpen telah kucumbui penuh keringat dan hawa jiwa
Sinabung…,
Gagahmu
melemaskan nadi
Kekarmu
menekukan jiwa, terlena, terlelap di bahu lebarmu
Pelukmu
selimut hangat.
Bulu-bulu
dadamu ranjang empuk ribuan detik lamanya.
Rambut
halus lenganmu mainan jemari kecil
Hadirmu
semangat kebanggaan bibir basah
Sinabung…
sensual
gagahmu merangsang jiwa melumat bibir panasmu.
Keringat
dan airmata darah pelepas jiwa taruhannya.
Sinabung…,
Kucari
dibawah telapak kaki, ku raih di atas ubun-ubun titik garangmu.
Raungmu
menggegarkan.
Nafas
keringmu mendekam. Bulu dadamu menyapu hasrat, menampar jiwa.
Lenganmu
merampas sukma.
Sinabung…,
Garangmu
membunuh birahi
Klotis
kering berdarah menati nafas basahmu.
A...ah..panjang
jeritan jiwa.
Airmata
darah rontaan lara.
Nadiku
terkapar kini ditikar debu muntahan senggamamu
Sinabung..,
Alam
ini adalah milikmu, hingga nafas bercerai daging.
Jiwaku
dan nadiku tetap merangkulmu….
S.
van Munster-Gtg
11-11-2015.
Kala hati rindukan Taneh Karo Simalem.
Note : Puisiku ini telah dipublish terlebih dahulu di publish di Sora Sirulo.