Apakah Benar Menulis itu Gampang ?

 
Apakah Benar Menulis itu Gampang ?
Facebook, @Bilgardo Sinaga 
 
 
Menulis itu sederhananya berkelana dengan imajinasi.
 Di sana ada rasa. Agar rasa itu lezat maka masakannya harus punya bumbu komplet. Belum lagi cara meramu dan mencampur bumbu. Belum lagi memasaknya dalam satu wadah. 
Lalu terakhir cara menghidangkannya agar penikmat masakan puas.
Dari mana memulainya agar tulisan punya karakter kuat? Tulis saja apa yang melintas dikepalamu. Jangan pedulikan orang lain akan suka atau tidak.
Apa syarat utama bisa menulis? Gak ada syarat. Semua orang bisa menulis. Tinggal kebiasaan saja. Tentu kebiasaan itu harus diisi dengan banyakmembaca buku.
Satu lagi, jika dipikiranmu sedang melintas ide, jangan tunda esok. Segera tulis”
( Birgaldo Sinaga, seorang activis politik dan juga penulis )
Saya setuju dengan pendapat singkat, dan padat diatas. Karena jika kita baca scara meluas di internet dan juga segudang buku, dapatlah kita simpulkan bahwa ini inti dasarnya. 
 
Tetapi , banyak sekali penceramah dan penulis buku tentang “menulis” sering lupa bahwa, menuliskan sesuatu itu sungguhlah gampang jika penulis telah bisa dan sanggup menentukan sebuah thema utama yang dia ingin tulis dan selanjutnya memperdalam ilmu tentang thema tersebut.

Contohnya Birgaldo Sinaga sendiri, telah menulis buku dengan judul Mengapa Aku Membela Ahok. Isi buku ini adalah semua catatannya tentang sepak terjang Gubernur Bapak Basuki Tjahaya Purnama di dunia politik Indonesia dan sebagai Gubernur kota Jakarta yang benar-benar me-Legend dan fenomenaal, yang di kenal dan terkenal dengan nama panggilan Pak Ahok. Thema utamanya adalah tentang Pak Ahok, dan selanjutnya tinggal mempelajari, memperdalam dan mengikuti jejak Pak Ahok dengan mendengarkan pendapat ,pandangan dan membaca buku-buku tentang politik, artikel , berita koran offline dan online yang akurat yang mempunyai kaitan secara langsung maupun tidak langsung tentang beliau. Jika informasi tentang beliu telah cukup di kuasai, dengan gampang Birgaldo Sinaga meraciknya mencjadi sebuah catatan, dan dari catatan mennjadi sebuah buku.
Hal ini akan jelas berbeda dengan seseorang seperti saya yang tidak punya, atau punya kesulitan mendapatkan, sebuah thema (topik) tertentu. Mendapatkan ide menulis fiksi atau puisi akan jelas tidak semudah menulis resep walau sungguh aku kurang senang hehe. Rasa dan curahan hati juga sepertinya tidaklah gampang-gampang amat, karena kita mesti benar-benar mengalaminya atau merasakannnya, dan menulis rasa lara seperti juga lebih gampang daripada menulis rasa suka. Menulis tentang perassan tak ada buku bacaan yang bisa dijadikan sebagai sumber untuk memperdalamnya bukan..?
Jadi menurutku menulis itu gampang atau susah tergantung apa yag ingin kita tulis..
#endamsaja