Kecanduan
adalah berasal dari kata candu, candu yaitu getah kering pahit
berwarna coklat kekuningan yang diambil dari buah Papaver
Sommiferum, manfaatnya dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang
rasa kantuk serta menimbulkan rasa ketagihan. Karenanya orang yang
ketagihan terhadap sesuatu jenis makanan, minuman dan hal-hal lainnya
sering disebut kencanduan.
Anehnya
kecanduan itu sering sekali di tujukan kepada hal-hal yang negatif
seperti rokok nicotine,
minuman alkohol, morfine, narkotik, ganja,
heroin, ectasy dan
sejumlah lainnya, semenatra
pada sisi lainnya ada juga bahan-bahan lainnya menyebabkan rasa atau
hasrat yang sama seperti cofeine (kopi) dan dan
kafeine ( teh).
Selain
sejumlah kencaduan yang tertera di atas kini
ada sejumlah kecanduan yang lainnya seperti
kecanduan internet, kencanduan pornografi online, dan kecanduan
Sosial Media.
Kencanduan yang terakhir adalah kecanduan yang kini banyak melanda masyarakat dunia, karena penggunanya tidak mengenal batas usia penggunanya, bahkan kini telah menjadi bagian kehidupan manusia di dunia. Awalnya bahwa seolah-olah kita tak bisa lagi hidup tanpa internet, kini kita tidak bisa lagi hidup dan Hand Phone dan Sosial Media.
Kencanduan yang terakhir adalah kecanduan yang kini banyak melanda masyarakat dunia, karena penggunanya tidak mengenal batas usia penggunanya, bahkan kini telah menjadi bagian kehidupan manusia di dunia. Awalnya bahwa seolah-olah kita tak bisa lagi hidup tanpa internet, kini kita tidak bisa lagi hidup dan Hand Phone dan Sosial Media.
Sayangnya
Sosial Media tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga dampak
kurang positif, salah satu yang saya amati adalah “kencanduan
Sosial Media”. Mengapa saya katakan kecanduan karena demikianlah
yang sesungguhnya yang saya alami sendiri.
Dan saya yakin benar bahwa bukan hanya saya yang mengalami seperti ini tetapi ribuan bahkan juga jutaan manusia lainnya.
Dan saya yakin benar bahwa bukan hanya saya yang mengalami seperti ini tetapi ribuan bahkan juga jutaan manusia lainnya.
Awalnya
dengar salah satu Sosial Media, saya sedikit enggan untuk bergabung,
tetapi karena saya telah menggunaka
Milist sebagai info berita dari Taneh Karo Simalem dan nyatanya cepat
atau lambat telah membentuk sebuah forum disana, dan juga teman-teman yang pernah bergabung dengan Multiply akhirnya sayapun
ikut membuat account.
Kemudahan yang saya bisa nikmati diantaranya bahwa saya dengan cepat mendapatkan berita dari dan tentang Taneh Karo juga dunia...dan lebih indah lagi..seseorang yang hingga saat ini tak mengenal wajahku..telah menjadi sahabat maya...dia menolongku dari sebuah kesulitan, sejak beberapa tahun terakhir.
Kemudahan inilah yag akhirnya menjadi kebiasaan yang berlebihan, dan bukan lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan informasi, tetapi menjadi kebiasaan dan kecanduan. Saya kecanduan “Sosial Media”. Aku mengabiskan waktu didepan Laptop dan Handphone berjam-jam per hari. Aku berangkat ke ranjang dengan Handphone dan terbangun dengan Handphone. Aku membawanya ke dapur sambil masak bahkan sambil jongkok di-WC-pun aku pegang handphone, karena tidak ingin ketinggalan akan status dan komentar-komentar yang lainnya.
Aku hanya mengikuti satu Sosial Media, tak bisa ku bayangkan bagaiman hidupku jika mengikuti sejumlah Sosial Media lainnya...Aduuuh Maakk..mateeee aku..
Kemudahan yang saya bisa nikmati diantaranya bahwa saya dengan cepat mendapatkan berita dari dan tentang Taneh Karo juga dunia...dan lebih indah lagi..seseorang yang hingga saat ini tak mengenal wajahku..telah menjadi sahabat maya...dia menolongku dari sebuah kesulitan, sejak beberapa tahun terakhir.
Kemudahan inilah yag akhirnya menjadi kebiasaan yang berlebihan, dan bukan lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan informasi, tetapi menjadi kebiasaan dan kecanduan. Saya kecanduan “Sosial Media”. Aku mengabiskan waktu didepan Laptop dan Handphone berjam-jam per hari. Aku berangkat ke ranjang dengan Handphone dan terbangun dengan Handphone. Aku membawanya ke dapur sambil masak bahkan sambil jongkok di-WC-pun aku pegang handphone, karena tidak ingin ketinggalan akan status dan komentar-komentar yang lainnya.
Aku hanya mengikuti satu Sosial Media, tak bisa ku bayangkan bagaiman hidupku jika mengikuti sejumlah Sosial Media lainnya...Aduuuh Maakk..mateeee aku..
Sebuah
kebiasaan yang telah berubah menjadi “kecanduan” tentu amat sulit
diubah. Aku telah mencoba berkomitmet untuk tidak lagi berkecimpun di
dunia Sosial
Media selam 2 minggu,
tetapi aku hanya
bisa bertahan
selama 10 hari. Bayangkan
hanya 10 hari…, 4 hari kemudian aku mulai kembali membaca
status-status orang lain, bahkan aku baca semua status mereka
beberapa hari sebelumnya...mengerikan nggak…?
Tetapi
apakah yang sesungguhnya
aku terima..bukan LOL tetapi NOL...status lucu-lucu membuat aku
terbahak-bahak...tetapi teguran sapa keluarga, suami
dan anakku membuatku
marah berdarah..(eh
lebay..hehe).
Menurut
penelitian Tecmark, Richard Heyes, beberapa tahun yang lalu, 2014
bahwa kita pengguna Handphone melirik handphone kita 221 kali per
hari, dengan perkiraan waktu 3 jam 16 menit. Bagi saya sebagai
pecandu, waktu ini saya yakin jauh lebih tinggi. Jika
saya tak punya pekerjaan tetap saya yakin akan saya habiskan waktu
4-5 jam per hari... konyool..absurd.
Sejenak
saya berpikir, jika waktu itu kita gunakan bekerja yang menghasilkan
uang, bagaimanakah
hasil akhirnya..?
Akhirnya,
saya berpikir bahwa sesungguhnya terserah
kembali
pada individu dan keputusan masing-masing.
Terimakasih,
Mejuah-juah.