Trauma dan Takut dengan Burung Hantu ? Nggak Mungkin

Burung Hantu dan Mitos
google.com
Hanya dengan namanya saja, Burung Hantu, kita sudah langsung membayangkan sesuatu yang menakutkan dan juga mungkin mengingatkan kita pada suatu kejadian atau peristiwa pengalaman lainnya.
 
Ketika masih usia kecil antar 10-12 tahun. Kala liburan sekolah Nandeku sering minta dibantu menghalau burung diladang, ketika tanaman padi mulai merunduk.
Sesuatu yg kurang penting : nyatanya burung juag sarapan dan makan malam lho..hehe..
Biasanya Nande minta dibantu dipagi hari hingga dia bisa menyelesaikan pekerjaan pekerjaan rumah dengan tidak terlalau terburu-buru sebelum dia mencari nafkah ke ladang orang lain, dan bisa bayar biaya sekolah anak-anaknya.

Tentu saja aku senang sekali. Embun basah yang menyelimuti bumi dan titik-titiknya yang terhampar di reremputan dan dedaunan dipinggiran jalan setapak memberi kesejukan. Mentari yang masih malu -malu melemparkan senyum dan tawanya menyinari bumi, hikmak yang tak bisa aku lukiskan dengan kata-kata...dan yang ada hanyalah betapa indahnya dunia karya Ilahi.
Tetapi...di satu pagi yang indah namun berkabut tebal, ceria di jiwaku terusik dengan suara yang 'mengerikan' Uuuuuuu….! Uuuuuuu! Uuuuuuuuu !, yang panjang beberapa kali.
 
Udara pagi yang dingin terasa jauh lebih dingin, menggigil dan bulu kudukku merinding. Ceriaku ditukar dengan trauma. Yang aku bayangkan bukan pemilik ladang sebelah atau sesorang yang kurang baik hati yang akan menakut nakuti karena aku tahu mereka tidak akan lakukan..”dalam adat dan kultur orang Karo, semua adalah keluarga..sekampung adalah sanak saudara

Walau jantungku berdetak amat kencang, aku tetap berusaha tegar, bahwa aku harus mencapai ladangku…, aku mesti duluan tiba di ladangku daripada burung-burung cantik crewet yang kelaparan. Semakin dekat suara itu jantungku semakin kencang tentunya...ingin rasanya menjeriiiit….Nandeeeeeee…sambil berlari pulang...Tetapi itu bukan tipical Ria, gadis kecil yang pemberani..(eh..muji diri itu penting lho..hehehe..)

Nyatanya suara itu adalah datang dari sepasang burung hantu yang sedang berkencan di dahan pohon apokat yang sudah kering...aku hanya melirik...jarak yang hanya 20 meter itu cukup membuatku merasa benar-benar diplototi oleh mata yang mengerikan dan siap di terkam...merobek-robek mukaku..
Pagi itu adalah aku buat pertama kali dalam hidupku melihat burung hantu dan mendengar suaranya. Sejak saat itu aku tak berani lihat burung hantu..aku akan teringat kembali pada pagi yang menyeramkan itu. Saat menulis cerita ini aku juga merinding…

Tetapi…, aku ketemu ibu mertua dengan binatang yang paling disukainya adalah burung hantu...ya ampuuuun...sempurnalah traumaku..hiiiks…
Tetapi...terimaksih juga...karena kini sering-sering melihat burung hantu di Artis Zoo, atau di kebun binatang lainnya, atau dengan mencari photo-photo lewat internet..kini aku nggak takut lagi dengan burung hantu...kini ku bisa melihat keunikannya...